Segenapwarga di Kampung Taba Lembang (Desa) Batualu, Kecamatan Sangalla Selatan, Kabupaten Tana Toraja gelar gotong royong bersama membangun masjid. Kamis, 28 Oktober 2021 Cari
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bima 24 Juli 2021-Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata KKN Pulang kampung Universitas Negeri Malang melakukan kegiatan gotong royong membersihkan masjid dan musholla di Desa Teke, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. KKN pulang kampung Universitas Negeri Malang, melakukan gotong royong secara bergilir di salah satu masjid atau mushola ditiap Dusun di Desa Teke. Kegiatan ini dibantu oleh pemuda dan warga Desa Teke. Dengan adanya kegiatan pembersihan ini sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat setempat. dokumentasi KKN UM Desa Teke Koordinator KKN Didik Gunawan mengatakan jika kegiatan gotong royong bersih-bersih masjid dan kawasan pemukiman warga merupakan kegiatan pertama untuk mengawali program KKN pulang kampung ditengah Pandemi Covid-19. "Kebersihan merupakan karakter yang baik, menjaga kebersihan adalah bagian dari pola hidup sehat. Kita juga perlu menjaga kebersihan lingkungan dengan cara gotong royong bersama warga. Lingkungan bersih dapat menghindarkan kita dari berbagai penyakit."Karang Taruna, masyarakat dan tim KKN Pulang kampung Universitas Negeri Malang menyatakan, timnya membersihkan mulai dari halaman hingga lantai masjid, sehingga masyarakat akan merasa nyaman dalam melaksanakan ibadah shalat di masjid yang tepat berada di dusun Lewi 2 Desa Teke itu. dokumentasi KKN UM Desa Teke "Dengan adanya kegiatan gotong royong dapat membentuk kepedulian kita untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan masjid,” ungkapnya. Karang Taruna menambahkan, kegiatan bersih-bersih masjid memang dijadwalkan seminggu sekali setiap hari jumat atau pun di setiap hari minggu. Ketua karang taruna dan pemuda Desa Teke berharap, kegiatan itu tidak hanya berjalan saat KKN saja, tetapi bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumahnya Husnul Khatimah dan Nur Afani Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
REPUBLIKACO.ID, NEW DELHI — Sebuah masjid dan dua kuil di distrik Malappuram Kerala bergotong-royong membantu biaya pengobatan seorang gadis remaja yang terkena kanker. Apa yang dilakukan para imam ini merupakan contoh bagaimana umat manusia dapat bersatu mengatasi hambatan buatan manusia. Baca Juga
Tiyuh Pulung Kencana - membangun masjid adalah impian seluruh kalangan masyarakat tiyuh pulung kencana,salah satuny masjid almunawar yang berada di tiyuh pulung kencana suku 02 rt 01,kecamatan tulang bawang tengah,kabupaten tulang bawang barat. "masyarakat sangat antusias dan melakukan gotong royong untuk membangun masjid yang diiinginkan."kami sangat bersyukur karena rencana kami ingin memiliki masjid,khususnya di lingkungan suku itu kami mengucapkan terima kasih banyak kepada yang mewakafkan tanah,donatur yang dari penggalangan dana di jalan,donatur amplop mingguan,kemudian dinatur berupa barang matrial dan terimaksih kepada masyarakat seluruh tiyuh pulung kencana dari kaum muda maupun kaum tua bersemangat bergotong royong,serta kepada bapak kepalo tiyuh pulung bapak hendrawan yang sudah memberikan inspirasi untuk mendukung pembangun masjid di suku mudahan allah SWT membalas segala kebaikanny,dan kami senantiasa istiqomah dan masjid segera cepat bisa kami makmurkan. "untuk seluruh masyrarakat tiyuh pulung kencana dan seluruh masyarakat indonesia kami selaku aparatur tiyuh pulung kencana mengajak,yang ingin mengeluangkan sebagian rezekiny silahkan sedekahkan untuk masjid ini pembangunan masjid almunawar sudah berdiri tegak dan masih memerlukan biaya untuk pengembangan masjid yg lebih baik lagi. smartvillage smartvillagelampung smartvillagetulang bawang barat hendarwan
Lombok Timur - Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kelurahan Rakam Koramil 1615-01/Selong Serma Abdullah bersama masyarakat setempat melaksanakan gotong royong pembongkaran dan perbaikan halaman Masjid Al Falah Lingkungan Batu Belek Kelurahan Rakam Kecamatan Selong Lombok Timur, Selasa (2/8).. Terlihat Babinsa bersama Kepala Lingkungan Batu Belek Barat Muhibbul Watoni dan Kepala
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Minggu pagi 20/2 warga Gang Mangga Dalam RT 06 RW 02 Kelurahan Srondol Wetan, Banyumanik Semarang berbondong-bondong melaksankan kerja bakti membangun masjid yang diikuti oleh berbagai kalangan, baik remaja, bapak-bapak, maupun ibu-ibu. Kerja bakti ini selalu dilakukan setiap minggu kurang lebih selama 4 jam, dengan jiwa sosial warga yang tinggi tanpa mengenal tinggi rendahnya kasta dengan semangat warga untuk segera merampungkan pembangunan ini guna menyambut bulan Ramadhan nanti. Di lain tempat, ibu-ibu memasak bersama untuk konsumsi masjid ini diberi nama Masjid Jannatul Kalam yang artinya surga untuk Simbah Kalam, dinamakan Jannatul Kalam karena permintaan dari pemilik tanah yang mewakafkannya atas nama Simbah Kalam yang memiliki maksud sebagai amal jariyah beliau yang sudah wafat. Diharapkan pembangunan masjid yang masih dalam proses ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk warga masyarakat Kelurahan Srondol Wetan dan sekitarnya. By. Fatima Sulistianingrum Lihat Nature Selengkapnya
ImpianSeribu Pulau akan tayang di bioskop. Friday, 4 Jumadil Akhir 1443 / 07 January 2022
Cerpen Gotong Royong Kemarau Panjang Meresahkan Hewan Rawa. Illustrated by FreepikDengan bergotong royong, segala pekerjaan akan menjadi lebih ringan. Benar begitu, kan?Agaknya Sobat Guru Penyemangat pasti setuju dengan pernyataan di royong termasuk ke dalam pengalaman sila ke-4 Pancasila, yaitu kemasyarakat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ lambangnya adalah kepala banteng, karena memang hewan tersebut dikenal suka hidup berkelompok alias bagaimana dengan kita? Tentunya di lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat kita senantiasa bersemangat gotong royong, kan?Berikut dihadirkan seutas cerpen berupa cerita fabel dengan tema gotong royong berjudul “Kemarau Panjang Meresahkan Hewan kita simak yaCerpen Kemarau Panjang Meresahkan Hewan RawaOleh Fahmi Nurdian SyahMusim kemarau yang panjang telah tiba. Kekeringan melanda di mana-mana membuat seluruh tanah menjadi tandus kering. Sementara langit tidak kunjung menampakkan tanda-tanda akan turunnya pun yang hidup akan merasa tersiksa. Tak terkecuali warga rawa-rawa. Semenjak kemarau panjang lompatan si Katak menjadi tak selincah Cacing yang bersusah-payah dalam menggali tanah dan si Badak merasakan tubuhnya yang panas karena kulitnya yang tebal tak bisa berendam di dalam air supaya suhu tubuhnya menjadi kemarau panjang ini, semua nampak merasakan kesusahan. Mereka sangat merindukan hujan. Meskipun merasa kesusahan, tidak ada satu pun di antara mereka yang mengeluh. Karena semua sama-sama memahami jika yang merasakan kesusahan bukanlah dirinya pelopor Rawa, si Badak mengkhawatirkan nasib yang lainnya. Si Badak mendapatkan ide untuk mencari sebuah kolam baru. Keesokan harinya ketika si Katak dan di Cacing masih tertidur pulas, di Badak perlahan berjalan menyusuri pinggiran hutan dan mulai menjauh dari tempat rawa. Siang harinya terdapat seekor Gelatik yang sedang terbang kemudian mendarat di dekat Cacing dan Katak. “Hai kalian, dimana si Badak? aku lapar ingin makan kutu sekaligus membersihkan kulitnya," ucap Gelatik itu. "Aku tidak tahu,” Jawab si Katak. “Semenjak pagi si Badak sudah tidak kelihatan ada di kolam," tambah di Cacing. “Ke mana ya si Badak pergi?” tanya Gelatik penasaran. “Entahlah Aku gak tahu, tapi jika dilihat, memang dia nampak gelisah." Boleh Baca Fabel Si Marmut dan Gong HitamHingga pertengahan siang dan sore hari pun telah tiba, tidak ada tanda-tanda si Badak kembali ke rawa. Cacing, Gelatik dan Katak pun memutuskan untuk mencari keberadaan si Badak. “Badak! Kamu di mana sih?" teriak si Katak yang mulai sibuk mencarinya. Katak, Cacing dan Gelatik telah mencari kesana-kemari tetapi tidak melihat keberadaan Badak. Matahari yang sebentar lagi tenggelam membuatnya untuk kembali ke rawa dan tak lagi mencari keberadaan Badak. Langit telah tampak menggelap, tak lama kemudian muncullah keberadaan Badak di rawa. "Hai Badak, kemana saja kau seharian, kita khawatir dengan keberadaanmu," ucap Katak yang nampak kesal dengan sikap Badak yang pergi tidak bilang dahulu. “Maaf sudah membuat kalian kawatir, tadi aku pergi mencari rawa yang lebih banyak airnya,” jawab Badak. “Kamu gak akan meninggalkan kita ke tempat barukan?” tanya Katak khawatir. “Tidak Kok, justru aku mengkhawatirkan kalian, sudah lama aku tidak melihat Katak melompat dan berenang, Cacing juga kelihatan kesusahan menggali tanah." “Baik sekali kamu sudah memikirkan kita. Tapi, aku juga yakin kulitmu juga butuh air,‟ Badak hanya tersenyum, memperlihatkan gigi besarnya. “Kemarau tahun ini emang panjang banget." Gajah muncul dari semak-semak. “Gimana kalau kita tambahkan saja air rawa ini?” usul Badak. “Tadi sewaktu mencari rawa baru, aku sempat melewati sungai di dekat bukit. Di sana terdapat air yang masih mengalir meskipun tidak begitu deras.” “Bagus juga idemu. Tapi, bagaimana cara membawa airnya?” Cacing nampak kebingungan. "Hai Gajah, belalaimu kan panjang, bisa untuk menyimpan air," ucap Katak. “Jika hanya Gajah yang bawa air, kapan penuhnya?” ujar Badak. “Gimana kalau kita ke rumah pak Badrus saja? Dia kan menyimpan perkakas bekas, mungkin dia mempunyai panci, ember, atau barang lainnya yang bisa mengangkut air.” ucap Gelatik pun akhirnya sepakat dengan ide Gelatik. Setelah itu mereka pun tidur mempersiapkan tenaga untuk besok. Keesokan harinya, mereka pun berangkat menuju ke rumah Pak Badrus yang letaknya tak jauh dari di sana, mereka dikasih beberapa panci bekas yang ada tambalnya, dan ember yang besar. Hewan-hewan rawa pun berbondong-bondong menuju ke sungai yang berada di kaki bukit. Sesampainya di sana, Katak dan beberapa hewan yang lain langsung mengambil air dan memasukkan ke dalam ember dengan dedaunan. perlahan namun pasti, ember dan panci mulai penuh dengan Baca Fabel Rubah dan Kucing yang CerdikGajah menyedot air sebanyak mungkin, kemudian Badak memikul ember yang di sudah penuh dengan kali mereka bolak-balik mengangkut air dari sungai ke rawa hingga air tersebut cukup untuk beberapa hari ke depan. Setelah seharian mengisi air rawa, Badak dan teman-temannya beristirahat dan menikmati hasil gotong royong melompat dan berenang dengan riang. Cacing menggali tanah dengan mudah. Badak berendam dengan tenang, sementara Gelatik dengan riang memakan kutu dikulit kutu di kulit nampak sangat bahagia, masalah air rawa bisa diselesaikan bersama dan kemarau panjang pun bisa dilewati.~ Selesai ~Nah, demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang cerpen gotong moral dari cerita pendek di atas adalah seberat apapun masalah jika kita bergotong royong dalam menyelesaikan masalah maka pasti akan terasa lebih ringan.
Divideo ini, kita bisa lihat pak Polisi mencangkul. Walaupun keringat bercucuran, baju seragam basah, tetap semangat. Pada rangkaian acara dalam rangka memp
Assalamualikum, wr, wb. Pada kesempatan ini, saya akan menceritakan mewujudkan impian membangun ajang ibadah ialah sajadah. Saya adv amat di Kota Sukabumi, keunggulan kelurahan Cikole, disamping apartment yang saya tinggali kongkalikong semau musala yang menurut cerita sesepuh masjid itu dibangun pada tahun 1973 an. Kebetulan saya pelimbang tiba dulu di Ii kabupaten Sukabumi perian 1986, sampai kini. Pas lama dan layak lanjut umur, dan konstruksi zawiat itu sudah dulu ada, stempel surau “Baiturrahmah”. Kondisi bandarsah sebelum di bangun pula Masih cerita sesepuh, waktu membangun sajadah tersebut, dikerjakan dengan angkat royong, partisipasi mahajana adv amat peduli. Tanah nan akan di pulang ingatan surau sreg periode itu boleh wakaf berpangkal masyarakat mileu suka-suka yang nyumbang tanah 10 m2, terserah yang nyumbang persil 30m,dan seterusnya hingga menjejak luas tanah invalid kian, 750 m2. Bikin membangun jasmani zawiat masa itu hari 1973, ki ajek bergotong royong terserah yang nyumbang matrial, komisi dan tenaga, maka terbentuklah bangunan medjid lingkungan plong musim itu. Zawiat yaitu kehidupan komunitas muslim, kegiatan agama, berda’walah, urun rembuk, sparing alqur’an. Seiring dengan pertualangan hari dan dan jumlah pemukim di mileu lebih. Kondisi masjid, sirkulasi gegana di intern masjid, ketinggian plafon, jemaah sekali lagi penuh, inilah yang menjadi pertimbangan mesjid kerjakan dibangun dan diperluas. Ura-ura pembangunan masjid Berdoa bagi kelajuan pembangunan Maka plong perian 2022,menginjak diadakan ura-ura di kondominium ketua yayasan, dan terbentuklah persaudaraan panitia pembangunan surau, dengan mengikutsertakan tokmas, alim lanjut pikiran ahli dan publik. Terbentuklah erotis – panas, saya ditunjuk di menggiurkan pembangunan mungkin karena profesi saya di arsitek. Semenjak di tugasi sebagai panitia, saya menginjak berfikir kongkalikong bagi membuat konsep-konsep rencana dan konsep ruang, luas ruangan, desain demi desain di musyawarahkan. kejadian yang terpenting masalah runding biaya, semua sudah setuju, dan donatur belum ada. Rekaan biaya pembangunan sudah lalu dihitung xxx rupiah, modal awal membangun sudah lalu lalu ada antologi terbit keropak jamaah, nilainya x mata uang. Merehap tarup, sirkulasi udara, tidak memakan prediksi ki akbar, tapi Alhamdulilah tidak sampai kuak kropak di jalan. Menentukan arah kakbah Konsep rencana arsitektur disesuaikan dengan jamannya, tak mengurangi kekuatan bangunan sajadah. Arsitektur Islam berkembang adv amat luas, arsitektur lagi sudah lalu timbrung kontributif kultur Islam. Bangunan – bangunan yang habis berpengaruh n domestik jalan arsitektur Islam salah satunya adalah mesjid. Musyawarah demi musyawarah terus berkembang dan cak semau dua cucu adam yang sanggup untuk mencukongi pembangunan masjid, yang pertama berbunga pengusaha dan nan kedua terbit seorang petualang, nan sisanya berpunca masyarakat. Puas tahun 2022,mulailah pembangunan awak, pasti nan menyangkut desain sudah disiapkan, dan tak pangling dengan sondir tanah yang kerjakan menentukan variasi dan kedalaman pondasi. Kemudian sisi kiblat di tentukan, begitu juga barometer lombong pondasi, ada kaki – kakinya, struktur dan sengkuap , pembanunan di jadwalkan enam rembulan. Umum saling gotong royong membantu pelaksanaannya, dan dengan cara gotong royong, bikin bersantap para ahli, setiap warga diminta buat ngasih bersantap. Dapat dengan uang, pemukim yang khusus memantek. Sondir kapling Setiap masa di monitor progres, karena rumah saya disamping langgar, sehingga rutin mengawasi. Berbagai rupa kendala tentu gemar-suka dilapangan, struktur yang dipakai adalah ferum baja jadi bisa dengan cepat pengerjaannya,dan ditunjang dengan finansial nan sudah siap, pembangunan akan lancar. Mesjid dibangun dengan dua tegel bukan mumbung, ada lakukan vide tentu pertimbangan jerambah depan yang luas bakal kegiatan keagaman. Proses bangunan Cak bagi dimensi langgar lingkungan RW, lumayan habis-habisan dan beberapa kelihatannya dijadikan tempat kegiatan agama ditingkat Kota Sukabumi, dan hakekat langgar adalah mantan melakukan segala apa aktivitas yang mengandung disiplin kepada Nan mahakuasa satu-satunya. Kondisi Sajadah sudah terbina Mohon ampunan sebelumnya ini hanya memberi camar duka bukan ada zarah tidak. Basyar nan nirmala sadar seutuhnya bahwa Sang pencipta burung laut memasrahkan nan terbaik dan mengembari kebaikan yang mutakadim dilakukan, anak adam putih tidak ikatan bertekad balasan berasal insan, cuma bertekad resistansi mulai sejak Halikuljabbar. Mudah-mudahan teman steemians privat situasi segak.. Haturnuhun.
ContohGambar Poster Pendidikan. Kumpulan gambar-gambar diatas merupakan contoh gambar poster pendidikan dengan berbagai macam-macam. Memang pendidikan sangat penting buat kita semua. Manfaat dari pendidikan yang kita pelajari diantaranya bersosial dengan masyarakat, pengalaman, wawasan, dan berpikir secara luas.
Pembangunan masjid di satu daerah, terutama di masa lampau, tidak cuma berkaitan dengan ketersediaan tempat ibadah. Tapi juga sejarah dan semangat warga setempat. Masjid Jami Banjarmasin jadi salah satunya. Masjid bersejarah hasil gotong royong rakyat yang bahu-membahu membuat tempat ibadah sendiri. Masjid Jami Banjarmasin sudah berusia cukup lama. Ia pertama kali dibangun pada 1777. Gaya arsitekturnya merupakan paduan antara corak Timur Tengah, Banjar, dan Hindia Belanda. Di Banjarmasin pada waktu itu, belum ada masjid untuk menampung jamaah. Lalu pemerintah Hindia Belanda berinisiatif menawarkan bantuan. Tapi bantuan tersebut ditolak masyarakat. Mereka sangat tidak menyukai pemerintahan jajahan. Maka masyarakat pun mulai menggalang dana sendiri. Semua kalangan menyumbang, yang tua dan yang muda, yang kaya juga yang miskin. Mereka bergotong royong menyodorkan apa yang bisa mereka sumbangkan. Beberapa jenis pemberian dikumpulkan. Ada yang berupa harta benda, ada juga yang merupakan hasil tani, bahkan tanah. Maka dalam waktu relatif singkat, sumber daya yang dibutuhkan terkumpul. Masjid Jami Banjarmasin beridir di atas tanah seluas dua hektar. Oleh warga setempat, Masjid Jami Banjarmasin tidak hanya menjadi tempat ibadah, tapi juga menjadi tempat menimba ilmu, dan melakukan aktivitas sosial. Masjid tertua kedua di Kalimantan Dari segi waktu pendirian, Masjid Jami Banjarmasin hanya kalah lama dari Masjid Sultan Suriyansyah. Kini, Masjid Jami Banjarmasin telah berusia lebih dari abad. Sementara Masjid Sultan Suriyansyah berumur nyaris dua kali lipat lebih lama, yakni abad. Masjid ini memiliki warna dominan hijau dan cokelat. Terdapat prasasti bertuliskan Arab-Melayu yang menandakan pendirian Masjid Jami Banjarmasin. Prasasti tersebut kini dipasang di samping mimbar. Nama lama masjid ini adalah Masjid Sungai Jingah. Masjid Jami Banjarmasin awalnya dibangun di atas tanah yang dekat dengan Sungai Martapura. Namun, setelah adanya abrasi, masjid ini kemudian dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Pemindahan ini terjadi pada tahun 1934. Pemindahan ini pun berlangsung secara swadaya. Masyarakat berinisiatif membantu dengan komando salah seorang tokoh setempat. Dalam prosesnya, warga rela hilir mudik membawa pasir urukan dari sau tempat ke tem[at lain. Material bahan bangunan pun dibeli dengan urunan masyarakat. Kini, Masjid Jami Banjarmasin berlokasi di Jl. Mesjid Jami, Sungai Jinah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kegiatan keagamaan terus berlangsung di Masjid Jami Banjarmasin. Terlebih pada bulan Ramadhan, terdapat berbagai kegiatan seperti salat tarawih berjamaah, buka puasa, tadarus Al-Quran, dsb. Jika kamu berkunjung di bulan Ramadhan, kamu bisa menyaksikan langsung kemeriahan kegiatan di Masjid Jami Banjarmasin. Kamu tak usah khawatir karena masjid ini buka dari subuh hingga malam hari. Pilihan aktivitas Saat berkunjung, kamu bisa menunaikan ibadah salat dan melakukan ibadah lainnya. Selain itu, kamu bisa menikmati waktu bersantai, di waktu senja atau waktu cuaca teduh, di pelataran masjid yang cukup luas. Kamu berteduh dari perjalanan. Kamu juga bisa melihat sejumlah peninggalan Masjid Jami Banjarmasin. Misalnya bedug yang merupakan salah satu benda lama dan sudah ada sejak awal Masjid Jami Banjarmasin berdiri. Karena berada di keramaian, kamu bisa dengan mudah menemukan tempat menjual makanan atau minuman. Kamu bisa menyantap berbagai makanan khas Banjarmasin. Soto Banjar, misalnya. Soto ini memiliki kuah yang gurih, dan cocok dipadukan dengan ketupat. Saat menyantapnya, bisa juga ditambah makanan pendamping seperti perkedel, kentang rebus, dan tekur rebus. Sebelum pulang, kamu bisa mencari toko oleh-oleh yang ada di sekitar kota Banjarmasin. Ada banyak pilihan oleh-oleh yang bisa bawa sebagai bekal. Yang berupa makanan ada dodol kandangan, amplang ikan, rabuk ikan, ikan seluang goreng, kue rangai, miniatur rumah adat, ikan sepatu kering, dsb. Untuk memudahkan perjalanan, gunakan Di kamu bisa membeli kamar hotel dari rentang yang terjangkau hingga yang termahal, membeli tiket kereta, tiket pesawat, dsb. Ada juga berbagai promo menarik yang bisa kamu nikmati. Untuk mendapatkan fitur secara lebih maksimal, kamu bisa unduh aplikasinya di playstore. Selamat berwisata!
GotongRoyong di Masjid Nglorong 27 Januari 2020 05:32:18 WIB. Pada hari sabtu 25 Januari 2020 di Masjid Al Munawaroh Nglorong diadakan kerja bakti renovasi pintu dan jendela masjid. Kegiatan ini di laksanakan pada malam hari karena pada siang hari banyak bapak - bapak yang bisa menangani kegiatan tersebut sibuk dengan pekerjaanya sendiri
Semarang - Jauh dari perkotaan, nuansa toleransi antarumat beragama sangat terasa di Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Warga di desa ini bergotong royong membersihkan masjid dan kapel yang lokasinya saling berhadapan dan dipisahkan jalan di lokasi, Jumat 25/9, warga mulai membersihkan masjid dan kapel sejak pukul WIB sampai WIB. Umat Kapel Fransiskus Xaverius XVII dan jemaah Masjid Al Muttaqin saling bahu membahu membersihkan dua tempat ibadah saat gotong royong membersihkan tempat ibadah itu, warga Gedong dibagi dalam dua grup. Semua saling membantu membersihkan area tempat ibadah tanpa memandang agama satu dengan yang lain. "Paling tidak sebulan sekali kami secara bersama-sama membersihkan dua tempat ibadah yang saling berhadapan di desa tersebut," kata Kepala Desa Kades Gedong, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Suradi saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat 25/9/2020.Suradi menyebut Kapel Fransiskus Xaverius XVII dan Masjid Al Muttaqin dibangun sekitar 1980-an. Selama puluhan tahun juga, masyarakat Gedong juga hidup berdampingan."Selama 30 tahunan di sini tak ada yang namanya konflik. Kami hidup berdampingan dan saling tolong-menolong," Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang bergotong royong membersihkan kapel dan masjid yang lokasinya berdekatan, Jumat 25/9/2020 Foto Akbar Hari Murti/detikcomSuradi menyebut kegiatan gotong-royong membersihkan dua tempat ibadah itu juga untuk menjaga kerukunan. Dia menambahkan selama pandemi Corona, umat Kapel Fransiskus Xaverius XVII tidak beribadah di kapel."Pembersihan bersama dilakukan juga karena kapel sudah tujuh bulan tak digunakan karena COVID-19. Karena sudah berdebu maka kami juga ingin bersama-sama membersihkannya," jelas itu, pendamping iman Kapel Fransiskus Xaverius XVII, Vincencia Kadariyah mengatakan selama pandemi umat diminta beribadah di rumah. Namun, karena lama tidak digunakan warga berinisiatif membersihkan kapel tersebut."Kemudian setelah melihat Kapel kotor, warga bersama-sama ingin membersihkannya. Sekalian kami membersihkan juga masjid yang ada di dekat kami," senada juga disampaikan Imam Masjid Al Muttaqin Gedong, Kiai Ahmad Saifuddin. Ahmad menyebut masyarakat Gedong sangat majemuk namun tetap kompak dalam kebersamaan."Ada yang beragama Islam, Katolik, dan Buddha. Saat bermasyarakat sangat kompak. Tidak ada masalah. Ada kegiatan bersama-sama, saling menyayangi," jelasnya. ams/sip
GJnoL. 1eo1tznnnf.pages.dev/1251eo1tznnnf.pages.dev/1981eo1tznnnf.pages.dev/651eo1tznnnf.pages.dev/1351eo1tznnnf.pages.dev/1371eo1tznnnf.pages.dev/721eo1tznnnf.pages.dev/491eo1tznnnf.pages.dev/1191eo1tznnnf.pages.dev/56
cerita gotong royong di masjid